Yup, dan setuju sama tag-mu soal season 4, menurut gw season 4 overrated, paruh pertama komedinya kebanyakan garing, selevel ama Porori-hen/Slip arc. Well, Porori juga aslinya termasuk bagian dari Gintama°, tapi karena manajemen produksi waktu itu yg kurang bagus jadi terpisah. Untungnya yang arc Potion dijadiin OVA, itu arc bagus soalnya.
Gintama lebih konsisten pas studio utamanya masih di Sunrise, dan secara production value pun season 2 emang yg paling top-notch. Gw punya banyak komplain juga soal animasi/sequence yang kaku di season 4, makin ke sini juga jadi keseringan pake still image pas adegan action, jadinya kayak nonton panel manga berwarna yang bergerak, looks ugly tbh.
Kalau menurut gw, season 2 bukan hanya punya episode-episode yg paling lucu, tapi thematically juga paling powerful. Kalau bicara kualitas, gw bahkan berani bilang kumpulan arc-arc kecil di sini lebih bagus dari dua arc terakhir di Gintama°. Heck bahkan gw lebih suka dua episode di arc penjara (225-226) daripada keseluruhan Shogun Ansatsu. Atau satu episode di episode pemakaman (231) daripada keseluruhan Farewell Shinsengumi. SA & FS terlalu rely sama characters struggle untuk menarik simpati penonton untuk membuat momen emosional. We root for them, we cheer for them, we cry for them. But that's all. Pada akhirnya gw nggak menemukan sesuatu yang bisa dikatakan "life-changing" seperti waktu gw nonton arc-arc kecil di season 2 yang bener-bener punya multilayared emotion sampai-sampai kadang gw nangis tanpa sebab in the middle of nothing (meski kadang gw nyesel setelah itu karena ditroll). Itu membuktikan betapa bagus dan subtle karakterisasi di season 2. Season 1 juga punya itu tapi banyak episode yang miss juga, nggak sesolid season 2, jadi overall experience kurang memorable as a whole. Gintama ada di puncak kualitasnya ketika nge-blend momen komedi sama momen emosional dengan tone shift yang sempurna, dan hampir semua episode di season 2 sukses melakukan itu.
Ah iya, w inget scene itu. Asli sih, thumbs up buat Shiro Usazaki (yg gambar manganya). Dia bisa ngegambar ekspresi tiap karakter sesuai dg emosi yg sdg ditampilin karakternya. Yg paling w suka ketika dia nampilin pertama kalinya peran Yonagi sebagai Campanella.
Terlihat simple, tapi bisa menceritakan kisah di balik ekspresi yg ditampilkannya. Bener2 bikin merinding sih pas scene ini. Salut banget dia bisa ngebuat ekspresi yg terlihat simple tapi penuh makna seperti ini di semua scene2 penting, salah satunya juga ketika Yonagi berperan sbg Princess Iron Fan itu
Ahh..., baru ngeh ternyata MV yg ada di bio-mu itu dari arc Galactic Railroad. Kemaren2 baru nyelesein manganya, dan arc itu bisa dibilang arc terbaik dari semua manga yg udah w baca sejauh ini
Suka banget sama yg nyanyiinnya. Suara sama energi dari nyanyiannya ngingetin ke tokoh Giovanni yg diperanin Araya, polos dan ceria. Thx udh nampilin MV-nya di bio. Ngebuat w ngulang2 terus lagunya :)
Wah, saya juga suka banget arc yang itu. Apalagi topiknya soal life and death. Salah satu topik favorit saya tapi jarang banget ada anime yang mengeksekusi topik ini dengan baik. Giovanni harus bisa merelakan campanella dan melanjutkan hidupnya.
Sorry nih bakal panjang comment saya :D. Emang sih, sayang banget manga bagus kayak gitu harus kena kapak. Padahal act-age itu cerminan nyata soal industri anime/perfilman sekarang. Makanya damagenya jadi dobel buat saya. Nggak semua orang bekerja di industri ini untuk menghasilkan mahakarya. Dan kebanyakan mahakarya tidak sukses di pasar kayak contohnya film Kuroyama. Kalau di cocoklogiin Kuroyama untuk di industri anime mirip sama director nyentrik Kunihiko Ikuhara di industri anime (just personal oppinion).
Yes, authornya emang salah. Tapi saya nggak punya hak buat menyalahkannya karena bisa dibilang act-age masterpiece. Dan kita nggak bakal dapat kelanjutannya. Tapi saya rasa ini lebih baik daripada manga yang tamat tapi endingnya kurang memuaskan. Sekalian coba nonton Penguindrum. Ada unsur galatic railroadnya disana.
All Comments (16) Comments
Gintama lebih konsisten pas studio utamanya masih di Sunrise, dan secara production value pun season 2 emang yg paling top-notch. Gw punya banyak komplain juga soal animasi/sequence yang kaku di season 4, makin ke sini juga jadi keseringan pake still image pas adegan action, jadinya kayak nonton panel manga berwarna yang bergerak, looks ugly tbh.
Kalau menurut gw, season 2 bukan hanya punya episode-episode yg paling lucu, tapi thematically juga paling powerful. Kalau bicara kualitas, gw bahkan berani bilang kumpulan arc-arc kecil di sini lebih bagus dari dua arc terakhir di Gintama°. Heck bahkan gw lebih suka dua episode di arc penjara (225-226) daripada keseluruhan Shogun Ansatsu. Atau satu episode di episode pemakaman (231) daripada keseluruhan Farewell Shinsengumi. SA & FS terlalu rely sama characters struggle untuk menarik simpati penonton untuk membuat momen emosional. We root for them, we cheer for them, we cry for them. But that's all. Pada akhirnya gw nggak menemukan sesuatu yang bisa dikatakan "life-changing" seperti waktu gw nonton arc-arc kecil di season 2 yang bener-bener punya multilayared emotion sampai-sampai kadang gw nangis tanpa sebab in the middle of nothing (meski kadang gw nyesel setelah itu karena ditroll). Itu membuktikan betapa bagus dan subtle karakterisasi di season 2. Season 1 juga punya itu tapi banyak episode yang miss juga, nggak sesolid season 2, jadi overall experience kurang memorable as a whole. Gintama ada di puncak kualitasnya ketika nge-blend momen komedi sama momen emosional dengan tone shift yang sempurna, dan hampir semua episode di season 2 sukses melakukan itu.
Terlihat simple, tapi bisa menceritakan kisah di balik ekspresi yg ditampilkannya. Bener2 bikin merinding sih pas scene ini. Salut banget dia bisa ngebuat ekspresi yg terlihat simple tapi penuh makna seperti ini di semua scene2 penting, salah satunya juga ketika Yonagi berperan sbg Princess Iron Fan itu
Suka banget sama yg nyanyiinnya. Suara sama energi dari nyanyiannya ngingetin ke tokoh Giovanni yg diperanin Araya, polos dan ceria. Thx udh nampilin MV-nya di bio. Ngebuat w ngulang2 terus lagunya :)
wkwk keren, bisa kebetulan gitu. Ntar kalo ultah HBD untukmu dan untukku wkwk.
Btw Rena dari Higurashi juga 28 juli.
Penyuka genre mystery juga kah?
Sorry nih bakal panjang comment saya :D. Emang sih, sayang banget manga bagus kayak gitu harus kena kapak. Padahal act-age itu cerminan nyata soal industri anime/perfilman sekarang. Makanya damagenya jadi dobel buat saya. Nggak semua orang bekerja di industri ini untuk menghasilkan mahakarya. Dan kebanyakan mahakarya tidak sukses di pasar kayak contohnya film Kuroyama. Kalau di cocoklogiin Kuroyama untuk di industri anime mirip sama director nyentrik Kunihiko Ikuhara di industri anime (just personal oppinion).
Yes, authornya emang salah. Tapi saya nggak punya hak buat menyalahkannya karena bisa dibilang act-age masterpiece. Dan kita nggak bakal dapat kelanjutannya. Tapi saya rasa ini lebih baik daripada manga yang tamat tapi endingnya kurang memuaskan. Sekalian coba nonton Penguindrum. Ada unsur galatic railroadnya disana.
Keren kamu suka act-age juga (you know lah kasusnya, meskipun begitu authornya tetap telah menulis manga yang luar biasa).